Pandai saja tidak cukup, karena dalam menghadapi permasalahan di depan mata -yang kadang mendadak- diperlukan jurus kreatif. Kreatif bermula dari kecerdikan.
Untuk menjadi pandai, membutuhkan penguasaan bahan sampai 100%. Namun dengan modal kecerdikan, kita bisa mengkreasikan modal 80% menjadi seperti tampilan 100%. Yang bodoh kelihatan lumayan. Yang lumayan kelihatan bagus. Yang bagus kelihatan sangat bagus.
Ketika sedang ujian tulis. Kadang daya ingat kita mentok di tengah jalan, padahal tadi malam sudah dipelajari. Orang yang tidak kreatif, memilih menyudahi pekerjaan dan keluar ruangan. Bagi orang yang kreatif, dia akan menggunakan cara lain agar jawaban terasa lebih maksimal. Misalnya dengan tulisan diperbagus, ditambah gambar/skema, diberi garis tepi, dan uraian jawaban diperbanyak. Sehingga hasil akhir terlihat seperti maksimal.
Orang-orang super cerdik banyak memilih jalur partai politik. Karena disana dengan mudah memutar fakta, membuat kambing hitam, mengalihkan perhatian, tawar-menawar kepentingan, membuat propaganda instan, berkomunikasi dengan bahasa mengambang, dan sangat pandai tampil dengan topeng. Jika tidak cerdik, aktifis partai akan mudah terbaca kelemahannya oleh lawan.
Bagi Badan Intelejen, kadang secara cerdik melempar dua fakta yang saling bertolak belakang dan terasa sama-sama benar, ke publikasi masyarakat umum. Ini adalah langkah cerdik dalam rangka melihat respon masyarakat, apakah cenderung memilih fakta A atau fakta B. Sehingga keputusan yang akan diambil oleh Big Boss tidak bertentangan dengan suara rakyat.
Bagi seorang presenter, boleh jadi 70% persiapannya lebih banyak untuk mental daripada menyiapkan untuk menguasai materi. Sehingga tentu dia akan tampil pada hari H dengan kemampuan tidak maksimal. Namun presenter dapat melakukan berbagai taktik agar terkesan sangat menguasai materi dan tampil memukau, seperti : tampil rapi, memuji audien, menjelaskan sebagian karena sebagian lagi disimpan untuk tanya jawab, menjawab dengan pancingan pertanyaan, menggunakan kata "diperkirakan"-"relatif"-"cenderung" untuk penilaian yang masih meragukan tapi berkesan ilmiah, dan tidak menampilkan materi yang tidak dikuasainya.
Bagi seorang model, kekurangan diri dapat ditutupi dengan jurus cerdik. Misalnya orang pendek memakai sepatu hak tinggi. Wajah kotak ditutupi rambut bergerai ke pipi. Badan gemuk memakai motiv garis vertikal. dll.
Menjadi pandai memang dambaan banyak orang. Tetapi kepandaian perlu diimbangi dengan kecerdikan, sehingga kita cekatan dalam membuat keputusan genting untuk memperoleh langkah jitu.
Ciri utama pemimpin adalah kecerdikan dalam membuat keputusan di saat genting/kritis/krisis.
Selasa, 09 November 2010
KREATIF KARENA CERDIK
Posted by Prihantoenoe Hutoemoe on 18.29
0 komentar:
Posting Komentar