Selasa, 12 April 2011

Manajemen Aplikasi Optimal Blackberry

Cara optimalkan performance dan memory Blackberry anda biar tidak lemot:

Manajemen Aplikasi 1
SIMPAN THEME (NON DEFAULT) YANG AKTIF SAJA !

Untuk manajemen aplikasi kali ini saya sarankan untuk menyimpan file aplikasi theme yang terpasang di home screen kita saja.

Kenapa ?

Theme merupakan bagian dari aplikasi yang sudah barang tentu memakan memori internal. Kalo memori internalnya berkurang banyak tentu free-mem jadi kecil yang menjadikan kinerja BLACKBERRY™ kurang maksimal.

Cukup 1-2 theme yang ter-install di ? BLACKBERRY™ kita. Tidak perlu menyimpan banyak aplikasi theme dalam BLACKBERRY™.

Bahkan kalo ingin berganti theme, kita cukup donwload langsung melalui link OTA. Jadi yang lebih penting untuk disimpan adalah link dari aplikasi tersebut karena besar file jauh lebih kecil.

Penyimpanan link bisa dilakukan dalam memo.

Note by BerryIndo.com: Baca cara delete uninstall themes blackberry

Manajemen Aplikasi 2
Hindari terlalu banyak aplikasi yang online terus menerus untuk melakukan update terhadap datanya.

Aplikasi tersebut contohnya adalah weather yang secara terus menerus melakukan update terhadap data cuaca.

Jika memang membutuhkan aturlah seoptimal mungkin dengan kebutuhan yang paling penting. Ketika aplikasi tersebut membutuhkan update data maka saat itu juga terjadi upload/download data yang tentu akan memakan batere dan bandwith koneksi.

Note by BerryIndo.com: Sarannya, kalau mau lihat cuaca, silakan ke halaman Cuaca di BerryIndo.com atau baca cara delete hapus / uninstall Blackberry Applications

Manajemen Aplikasi 3
Menggunakan aplikasi secara bersamaan memang menyenangkan, hal tersebut karena adanya konsep multi tasking seperti pada waktu windows meluncurkan OS nya pada seri lama.

Konsep multi tasking juga berakibat terhadap peningkatan kinerja user dengan melakukan pekerjaan yang berbeda dalam rentang waktu yang bersamaan.

Namun hal tersebut juga memberikan efek kumulatif terhadap penurunan kinerja dari perangkat bantu kita seperti juga BLACKBERRY™.

BLACKBERRY™ juga mendukung proses multitasking ini. Jika anda menekan menu pada waktu bekerja di aplikasi tertentu (atau menekan alt+esc) maka kita dihadapkan pada kotak dialog yang memberikan pilihan aplikasi mana yang akan kita tuju tanpa harus keluar dari aplikasi yang sekarang anda kerjakan.

Tentu dengan terbukanya beberapa aplikasi secara bersamaan akan memberikan beban terhadap hardware kita.

Oleh karena itu usahakan jangan terlalu banyak membuka aplikasi secara bersamaan jika tidak terlalu penting.

Tutup aplikasi tersebut jika memang sudah tidak digunakan.

Manajemen Aplikasi 4
Manajemen aplikasi untuk kali ini lebih menyoroti persoalan krusial yang muncul setelah kita banyak menanamkan aplikasi-aplikasi di BLACKBERRY™ kita.

Biasanya kita sangat suka untuk mencoba sebuah aplikasi ke dalam BLACKBERRY™ kita.

Proses instalasi sebenarnya cukup jika menggunakan file .jad yang diakses melalui teknik OTA (Over The Air).

Namun begitu seringnya kita lakukan instalasi mungkin akan memberikan pengaruh pada system operasi BLACKBERRY™ .

Proses instalasi akan berusaha untuk melakukan penetrasi dan menempati ruang-ruang dalam sistem operasi. Ketika kita mecoba untuk uninstalpun juga terjadi formasi lagi terhadap ruang-ruang sistem tersebut.

Jika kondisi terakhir sistem operasi cukup banyak ruang yang tidak efisien maka akan berakibat kinerja semakin lama menurun.

Beberapa aplikasi untuk memelihara agar kondisi normal juga beredar. Namun dalam jangka panjang juga masih akibatkan hambatan kecepatan akses data dan sistem.

Untuk itu alternatif paling baik adalah melakukan ” wipe handheld “. Wipe akan mengembalikan kondisi pengaturan sistem operasi seperti kondisi awal seperti setelah instal.

Frekuensi wipe bisa saja dilakukan secara rutin rentang 3 bulan sekali. Wipe merupakan fasilitas yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara mengelola kecepatan akses aplikasi.



Source: Manajemen Aplikasi Optimal Blackberry | BerryIndo.com http://www.berryindo.com/manajemen-aplikasi-optimal-blackberry/#ixzz1JMmpZCUD
Copyright: www.BerryIndo.com

Tips Blackberry Biar gak Lemot

Blackberry Maintenance Tips

Blackberry slow, error, lambat, lemot, jam pasir, dan sulit mengakses situs tentu adalah keadaan yg kita tidak harapkan.

Hal ini terjadi, salah satunya karena banyaknya file ‘sampah’ di memory device kita. Penyebabnya :

? Conversation yang tidak ditutup (BBM, YM, Gtalk, dll.)
? Memori ‘history’ di browser yg jarang dihapus
? Memori ‘log event’
? Aplikasi yg dibuka bersamaan terlalu banyak, dll.

Solusinya paling tidak ada 5 cara :

1. Cache Cleaning:Masuk ke browser —? Tekan logo ?—? Pilih Options —? Pilih Cache Operations —? Tekan ke 4 tombol clear —? Selesai
2. Event Log CleaningHomescreen —? Tekan tombol ALT (tahan) —? Tekan huruf L-G-L-G (secara berurutan) —? Tekan Logo ? —? Pilih clear log —? Delete —? Selesai
3. Memory CleanerOptions —? Security Options —? Memory Cleaning —? Status disabled diubah menjadi enabled —? Perhatikan 4 baris dibawah menu memory cleaning, terdapat tulisan ’show icon on home screen’ tekan dan ubah ‘no’ menjadi ‘Yes’ —? Tekan tombol return (panah memutar) lalu save changes —? Kembali ke ‘homescreen’ dan cari ikon baru memory cleaner (iconnya mirip gambar printer) —? klik —? selesai
4. Soft ResetTekan bersamaan tombol Alt – Caps/tombol aA (sebelah kanan dekat tombol sym) – tombol del —? selesai —? ? akan restart (kalo di PC/Laptop dikenal dng istilah reboot)
5. Hard ResetBiasa dikenal pula dengan istilah cabut bateray. Tindakan ini dilakukan u/ memastikan bahwa tidak ada lagi energi/daya listrik yang tertinggal. Biarkan selama minimal 3 menit kemudian pasang kembali baterai.



Source: Blackberry Error Lemot Slow Maintenance | BerryIndo.com http://www.berryindo.com/blackberry-lemot-slow-maintenance/#ixzz1JMmHISPU
Copyright: www.BerryIndo.com

Sabtu, 22 Januari 2011

Pejuang Bukan Penguasa, Penguasa Bukan Pejuang

Sebuah fenomena, mungkin bukan kesimpulan, namun dapat merupakan kebanyakan yang terjadi. Sejarah mengatakan bahwa kebanyakan pejuang berujung pada makam pahlawan, itupun kalo perjuangannya terdaftar, diakui, atau disamakan (baca: terekam dan diberi penghargaan). Banyak pula pejuang dimana saat "tangan kanan" berbuat kebaikan, maka "tangan kiri" tidak diberitahu. Mengapa? karena perjuangan adalah tujuan, bukan alat mencapai tujuan lain, seperti : kekuasaan !

Sebaliknya, banyak para penguasa yang menempuh jalan sebagai 'pejuang gadungan'. Seakan membela atas nama kebenaran, atas nama rakyat, atas nama orang banyak, dll. Yang benar "atas nama"-nya doank, buntutnya : untuk diri sendiri, keluarga dan kelompok pendukungnya. Label 'perjuangan' hanyalah sebuah slogan yang ditumpahkan pada media massa, sebagai suatu jalur karpet merah bertuliskan "membangun citra". Sampai dalil demokrasi yang tidak pandang bulu siapa pemilihnya - entah pejabat atau penjahat, entah kyai atau peng-korupsi, entah ABG atau sang begawan - semua dinilai "one man one vote".

Jika kita memilih jalur sebagai pejuang, siap-siaplah, jika berhasil belum tentu dipuji, sangat mungkin ditelikung (kudeta) oleh pejuang gadungan tadi. Jika tidak berhasil, harus siap dicela dan disalahkan satu kompi.
Bahwasannya, kebanyakan orang memilih 'jalur aman' alias 'melu katuting angin' alias 'sing penting iso mukti'. Jadi mereka ini memilih slogan "diam itu aman, agak salah" dan "berbuat itu bisa salah", jadi menunggu saat tepat untuk jual tampang dan kehormatan demi sebuah prestise.

Sejarah membuktikan, para nabi dan rosul yang jelas-jelas jaminan syurga, tidak otomatis bersih dari musuh. Bahkan kadang penuh cobaan dengan taruhan waktu, tenaga, dan harta benda. Bahkan nyawa pun sering terancam.
Lha, kita-kita yang jelas jauh dari itu, jika berniat jadi pejuang, ya jangan kaget kalo ternyata banyak yang gak suka, banyak yang fitnah, banyak yang ngambil keuntungan dari jerih payah kita, dan bahkan saat kita jatuh tak satu pun yang tergerak membelanya.
Kata Simbah doeloe, "banyak teman saat gembira, tapi sangat jarang ada teman berbagi derita".

Memang idealnya Pejuang akan jadi Penguasa, sehingga ruh perjuangan tetap dilanjutkan. Tapi kebanyakan Penguasa lebih suka mengamankan posisinya. Jarang Penguasa yang mau berkorban dengan anak buahnya. Jarang pula pejuang sejati yang mengejar kekuasaan.

Akhirnya hanya ada 2 pilihan, jadi Pejuang atau Penguasa. Sangat jarang 2 pilihan itu ada pada 1 orang, walau tetap saja ada. dan berbahagialah suatu kaum yang pemimpinnya memenuhi 2 kriteria itu.

Mengistimewakan WAKTU

Sebutan waktu terdiri dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya. Banyak manusia mengolah waktu, karena semua manusia hidup seiring dengan waktu. Hasil olahan dapat beraneka. Ada waktu istimewa dan ada pula tidak istimewa. Semu tergantung kesepakatan belaka. Makin banyak yang sepakat, maka ke-sakral-an akan semakin tinggi. Berikut adalah contoh fenomena dimana banyak manusia mengistimewakan waktu untuk kepentingan diri maupun kelompok yang menyepakatinya.

Pertama, peristiwa besar dan berpengaruh terhadap jutaan manusia, sering diabadikan (baca: dicatat sampai dengan ukuran menit dan detik). Misalnya jatuhnya bom nuklir di suatu negara, pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan, dll. Bahkan waktu 'jadian' antara kedua sejoli juga tak luput dari pensakralan, yang kadang dikaitkan dengan bukti kesetiaan. Artinya, kalau lupa, dianggap tidak setia lagi. Ada juga waktu kelahiran anak tersayang, atau kelahiran orang yang sangat berpengaruh, sering dicatat sampai menit dan detik.

Kedua, hari bersejarah. Sebenarnya hari-hari itu ya sama saja. Penamaan kan kesepakatan manusia. Faktanya hari dimulai dari tengah malam sampai tengah malam lagi. Bahkan ada yang meyakini pergeseran hari dari sejak terbenamnya matahari sampai terbenam esok harinya. Contohnya : hari lahir, hari libur, dll. Demi memperingati hari lahir, seseorang akan rela melakukan pesta besar-besaran. Demi men-sakral-kan hari jumat kliwon, orang-orang jadi merasa seram dan takut dalam kegelapan dan kesunyian malam.

Ketiga, tanggal bersejarah. Apa sich istimewanya Tahun baru tanggal 1 Januari. Jelas sangat istimewa bagi mereka yang terbiasa memakai tahun masehi. Tetapi bagi tahun hijriyah, lain lagi tanggalnya. Tanggal 1 sura diyakini dan disepakati untuk membersihkan barang-barang pusaka. dan lain-lainnya.

Keempat, bulan istimewa. Bagi ummat muslim, bulan puasa (ramadhan) menjadi istimewa. Bagi mahasiswa Indonesia, bulan Juli-Agustus menjadi libur panjang. dll.

Kelima, tahun istimewa. Banyak tahun dianggap istimewa karena mengukir sejarah yang dirasakan banyak pihak, seperti tahun kemerdekaan, tahun terjadinya bencana besar, dll.

Sekali lagi, keistimewaan waktu lebih banyak terjadi karena kesepakatan sosial. Semakin sepakat dan semakin banyak, maka keramaian akan semakin meriah. Dan bagi sebagian kecil yang tidak bersepakat, akan seperti hidup dalam keterasingan.

Namun kita perlu hati-hati, karena kesepakatan sosial terhadap waktu istimewa, yang diyakini banyak orang belum tentu menuntun kita pada keyakinan kebenaran yang hakiki. Terkadang malah tanpa sadar menjerumuskan kita pada keimanan baru yang main menyimpang dari cahaya-NYA.

Kebiasaan DIRI

Ada kebiasaan umum, ada kebiasaan diri. Secara umum, ada aturan sosial yang tidak tertulis bahwa orang biasanya bangun jam 5-6, sarapan pagi, sehari makan 3x, makan sambil duduk, menyapa dengan mengucap salam dulu, dll. Ada juga kebiasaan diri, yang kadang bisa sama dengan kebiasaan umum, tetapi juga bisa jauh berbeda.

Ini bukan untuk membahas mana yang benar, apakah kebiasaan umum atau kebiasaan diri, karena tentu masing-masing ada argumennya.

Ketika masih anak-anak, kebiasaan diri dianggap masih 'wajar' karena ada orangtua di dekatnya, yang siap mem-back-up (membantu) apabila anaknya mempunyai kebiasaan yang berbeda dari umumnya.
Contoh, aturan umum sekolah masuk sekitar jam 7. jadi tidak mungkin si anak baru bangun tidur jam 7, karena dia perlu mandi, ganti baju, makan dan perjalanan ke sekolah. Paling tidak dia harus bangun jam 6.
Contoh, si anak tidak mencuci baju sendiri, apalagi menyetrika pakaian sendiri. Namun orangtua dengan welas asih mau mencucikan dan menyetrika baju anaknya. dll.

Ketika si anak beranjak dewasa, dimana dia mulai masuk ke lingkungan umum, akan berlaku pula kebiasaan umum. Tidak ada lagi orangtua disampingnya. Sehingga suka tidak suka, dia harus menyesuaikan dengan kebiasaan umum.
Semakin punya kebiasaan yang jauh berbeda dari umum, maka semakin terjadi kesenjangan (ketegangan - stress) antara dia dengan lingkungannya. Sehingga satu-satunya jalan menuju kesembuhan adalah penyesuaian dengan kebiasaan umum.

Ada perkecualian bagi mereka yang punya keyakinan tinggi dalam rangka mempertahankan kebiasaan diri. Selama itu diyakini dan dia bisa tetap tampil beda, tidak ada masalah. Namun dia akan selalu berhadapan dengan teguran atau komentar khalayak, yang kadang membutuhkan kesabaran dan senyum keikhlasan.

Hati-hati lho, setelah dewasa baru akan terasa, bahwa banyak hal kadang gagal karena kebiasaan kita yang tidak perlu, tetapi sudah mendarahdaging. Seperti kebiasaan bangun siang, kecanduan merokok, jarang mandi, malas tersenyum, membersihkan rumah, dll.

Semoga kita punya kebiasan benar dan dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat di sekitar kita.

Selasa, 09 November 2010

MEMBANGUN KESETIAAN

Bagi cowok, menggapai cinta dari cewek yang didambanya adalah harga mati. Gunung kan didaki, laut kan disebrangi. Resiko gak kuat atau tenggelam di tengah jalan itu dipikir belakangan. Yang penting semangat juang meraih cinta tidak terukur oleh apapun saking tingginya.
Bagi cewek, mendapatkan cowok yang ngayomi, dewasa, sabar, menyenangkan, dan mampu menyejahterakan hidupnya secara lahir-batin; adalah ukuran yang sering diidamkan. Bahkan ada yang sederhana mengukur kriteria ini dengan "yang penting materinya melimpah".

Jika cita-CINTA itu terwujudkan, maka ada yang mengukur gerbang pernikahan adalah puncak kenikmatan dunia. Makanya malam pertama dianggap sangat sakral. Tapi tidak sedikit juga yang gak sabar untuk milih 'curi start' :p. Jadinya malem pertama yang dijalani sebatas formalitas status, bukan kejutan sensasi he he.

Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Perjalanan pasangan yang saling mendambakan ini terus menghitung waktu menjalani kehidupan ini.
Ternyata, jalan kehidupan tidak selalu di puncak kemesraan, walau publik sering melihat pasangan ini terkesan fine-fine ajah. Jalan kehidupan demikian berliku, berkelok, berlubang, naik turun, dan kadang membuat kita sering terjatuh dan terjatuh lagi. Hingga, kesetiaan yang menjadi slogan terucap saat pertama kali berpegangan tangan bersumpah setia, menjadi sebuah kata kosong hilang rasa.

Ternyata godaan datang silih berganti. Namanya godaan, tentu terukur "lebih baik" secara logika, dibanding pasangannya kini. Bagi cowok, biasanya "baik" dimaknai ukuran "fisik". Bagi cewek, biasanya dimaknai "kemapanan". Fisik tidak lagi se-semlohai dan se-maknyuss dulu. Kemapanan kadang hanya tinggal janji. Betapa, terbukti sangat mudah mendapatkan pesaing yang jauh lebih baik dari pasangan kita. Masalahnya tinggal 2 hal, (1) apakah penggoda itu mau dengan kita, dan (2) apakah kita itu mau dengan penggoda itu.

Sang penggoda akan datang makin banyak jika kita mempunyai kelebihan harta atau kedudukan/jabatan atau status kebangsawanan atau profesi tertentu yang mampu memukau massa. Ngapain sih menggoda, kalo gak dapat hasil apa-apa. Begitu juga kita akan mudah tergoda makala merasa LEBIH cantik/ganteng, kaya, berpangkat, dan status superior lainnya.
Alasan kita membuka diri untuk penggoda pun bermacam-macam dalih. Ada karena tidak dipuaskan lagi dengan pasangan, ada yang terpaksa, dll. Tapi yang jelas banyak diantara kita yang aslinya bosan dengan pasangan. Manusia memang di-cap dari orok punya sifat mudah bosan dan sulit berterima kasih, kecuali orang-orang yang terpilih.

Bagaimana membangun kesetiaan? ada yang beralasan karena punya rasa cinta mati, yang tak lapuk oleh kerut-kerut ke-tua-an. Ada yang setia dengan alasan menghormati pengorbanan pasangan. Ingat sejarah betapa dulu merangkak, jatuh, senyum dan menangis bersama (kompak bener dah, red). Ada juga yang karena gak ada lagi yang mau dengan kita he he.

Mengukur kesetiaan tidak hanya sekedar dari fisik, materi, sex, pangkat dan kekuasaan. Kesetiaan butuh rasa pengertian dari pasangan. Pasangan berarti 2 pihak yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Menentukan pasangan tentu berdasar kriteria kecocokan yang paling banyak, atau perbedaan paling kecil. Sejak awal membina, kita harus paham bahwa dibalik kelebihan yang menggoda, tentu tersembunyi kekurangan di banyak sudut.

Alangkah gegabahnya jika kita menuntut ke-abadi-an di dunia yang fana ini. Fana artinya tidak ada yang abadi. Keabadian adalah milik-NYA. Sebagai hamba, perlukah kita menuntut kekuasaan setinggi DIA. Pasangan adalah bagian ke-fana-an dunia ini. Namun pasangan dapat diajak menggapai kebahagiaan yang abadi di kehidupan berikutnya. Yaitu pasangan yang saling mengingatkan dan mendoakan untuk kebaikan semesta.

OBAT KANGEN

Hakekat kehidupan manusia adalah mandiri, karena lahir seorang diri dan pergi ke alam lain juga seorang diri. Terutama dipandang dari sudut pertanggungjawaban kepada Sang Pencipta. Kelahirannya memang atas sponsor sepasang manusia, yang jadi bapak dan ibunya, walaupun banyak juga yang tidak jelas (tahu) siapa bapak dan ibu kandungnya.

Kelahirannya memang sering terikat dengan status anaknya ini, saudaranya itu, cucunya ini, ponakannya itu, tetangganya ini, temannya itu; kesemuanya, secara hakekat, hanyalah media untuk saling berbarter dalam amal atau dosa guna bekal menuju perjalanan ke alam berikutnya. Sekali lagi, hakekatnya kita adalah seorang diri.

Namun dalam perjalanan di alam dunia ini, tanpa sadar kita terlena oleh status dan pelayanan. Status sebagai anaknya ini, adiknya itu, pacarnya ini, istrinya itu, orangtunya ini, dst. Pelayanan akan pengabdian dan kasih sayang menuju pemanjaan dan kenikmatan dunia. Sehingga munculah mentalitas yang MERASA tidak bisa hidup mandiri. Seperti kita pernah mendengar ungkapan ini :
" Kau adalah belahan jiwaku..."
" Separuh jiwaku pergi...."
" Kaulah segalanya bagiku...."
" Garwo, sigaraning nyowo " (Istri adalah belahan jiwa)
" Hidupku goyah saat orangtuaku meninggal "
" Aku tak bisa hidup tanpa dirimu... " (keluhan saat patah hati / pisah)

Sebenarnya, proses pertumbuhan dan perkembangan manusia menuju pendewasaan dapat diartikan sebagai proses menuju kemandirian. Namun karena tumbuh rasa cinta dan memiliki pada apa-apa di dunia ini, membuat ke-ego-an kita tidak mau melepas obyek yang dimiliki atau dicinta tersebut. Bahkan dengan arogan sering mengatakan keberadaan obyek itu tidak tergantikan oleh obyek lain. Sehingga saat obyek itu pergi atau hilang, muncul putus asa dan kesedihan yang hampir tanpa solusi (karena tidak mau menerima pengganti). Fenomena ini dapat dilihat pada pasangan yang putus cinta, berpisah ruang (beda tempat), cerai, atau ditinggal pergi selamanya (baca: mati).

Memang benar bahwa manusia dijadikan punya rasa suka/cinta kepada sejenisnya, sesama manusia. Namun alam dan seisinya juga merupakan obyek cinta, asalkan kita bisa memahami dan menikmatinya. Lihatlah, banyak orang sangat mencintai binatang kesayangannya, tanaman hias koleksinya, rumahnya, mobilnya, dll. Sehingga saat benda itu rusak atau hilang, rasanya seperti kehilangan manusia yang dicintainya.

Rasa kehilangan yang amat sangat akan menimbulkan rasa kangen yang memuncak, sehingga sering melampiaskan dengan melamunkan obyek tersebut, melihat fotonya, membicarakan kesan saat bersamanya, dst. Kondisi ini perlu 'obat' agar tidak berdampak sistemik pada peri kehidupan kita di sisi yang lain, seperti hubungan bertetangga, suasana kerja, dll.

Obat kangen dimulai dari memahami dan menyadari bahwa hakekat hidup kita ini sendiri, jadi wajar apabila kembali menjadi sendiri-an. Kedua, memahami bahwa dunia ini fana atau tidak ada yang abadi, yang datang tentu akan pergi, memiliki tentu akan kehilangan; sehingga keberadaan siapa-apa saja di sekitar kita hanyalah 'tamu' yang sewaktu-waktu dapat datang dan pergi. Kita wajib memperlakukan 'tamu' dengan cara yang baik dan memperoleh manfaat yang baik pula, guna bekal masing-masing menuju alam berikutnya. Ketiga, saat berpisah, ikhlas, percaya dan sabar. Ikhlas karena memahami hakekat tadi dan apapun yang terjadi sudah menjadi garis-NYA. Percaya, karena ketidakpercayaan akan menghasilkan kegelisahan. Sabar, karena perjumpaan kadang tertunda atau bahkan melalui media lain. Keempat, memahami bahwa cinta semesta dapat ditujukan pada semua hal, baik yang konkrit maupun abstrak, jadi kita tidak perlu kehabisan koleksi dari obyek-obyek cinta.

Semoga kita termasuk orang yang mampu menikmati cinta dan kangen pada semesta ini.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger